SUARA UTAMA- Di era digital saat ini, jarak bukan lagi menjadi penghalang untuk berkomunikasi. Namun, kemudahan akses dan interaksi melalui media sosial dapat membawa tantangan tersendiri dalam menjaga kepercayaan dan integritas dalam hubungan pribadi. Hadirnya orang ketiga adalah contoh nyata dari konflik yang dapat timbul dalam hubungan jarak jauh/Long Distance Relationship(LDR), maupun hubungan jarak dekat/Short Distance Relationship (SDR).
Pemahaman Konteks Digital
Komunikasi digital telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Media sosial memungkinkan interaksi tanpa batas geografis, yang bisa menjadi pedang bermata dua dalam hubungan pribadi. Sementara koneksi dapat terjaga, risiko misinterpretasi dan interaksi yang tidak diinginkan juga meningkat. Saat ini, dalam waktu yang bersamaan bisa terjadi komunikasi tiga arah bahkan lebih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebagai ilustrasi, dalam waktu bersamaan dan tempat yang berbeda, dua orang pasangan sedang melakukan komunikasi dengan penuh canda, cinta, dan kehangatan melalui media sosial. Namun, pada saat yang sama, salah satu dari mereka atau bisa jadi keduanya, masing-masing dapat berhubungan dengan orang lainya dengan isi chat yang juga penuh keintiman.
Tantangan Utama
1. Kesetiaan dan Kepercayaan: Dalam hubungan jarak jauh, maupun kehidupan normal saat ini, kepercayaan menjadi fondasi utama. Ketika salah satu pihak mulai berinteraksi dengan orang lain secara intim, kepercayaan dapat terguncang, menimbulkan kecemasan dan ketidakpastian.
2. Batasan Komunikasi: Menentukan batasan yang jelas tentang interaksi dengan orang lain menjadi sangat penting. Tanpa batasan yang tegas, risiko perselingkuhan emosional dan bahkan perselingkuhan fisik bisa terjadi. Contoh kasus tentang hal ini tidaklah sedikit, hampir setiap hari bisa ditemui. Baik karena terhubungnya pertemanan lama atau teman baru. Sama-sama terhubung melalui media sosial.
3. Perbedaan Persepsi: Apa yang dianggap sebagai interaksi biasa oleh satu pihak bisa dianggap sebagai pelanggaran kesetiaan oleh pihak lain. Perbedaan persepsi ini dapat memicu konflik yang lebih besar.
Solusi Strategis
1. Komunikasi Terbuka dan Jujur: Diskusi yang terbuka tentang harapan dan batasan dalam hubungan adalah kunci untuk mengatasi masalah ini. Kedua belah pihak harus merasa aman untuk mengungkapkan perasaan dan kekhawatiran mereka.
2. Evaluasi Kepercayaan: Jika kepercayaan telah terguncang, penting untuk mengevaluasi apakah hubungan masih bisa dipertahankan. Mempertimbangkan konseling pasangan bisa menjadi langkah positif untuk memperbaiki dan memperkuat hubungan.
3. Menetapkan Batasan Digital: Sepakati batasan yang jelas mengenai interaksi di media sosial. Ini bisa mencakup siapa saja yang boleh dihubungi, jenis pesan yang boleh dikirim, dan seberapa sering komunikasi dilakukan.
4. Pentingnya Self-care: Kedua belah pihak harus memastikan bahwa kesehatan emosional dan mental mereka terjaga. Situasi yang penuh tekanan ini memerlukan perhatian khusus terhadap ketenangan emosional dan kesejahteraan jiwa masing-masing pribadi.
Kesimpulan
Di dunia yang semakin terhubung ini, tantangan dalam menjaga kepercayaan dan kesetiaan dalam hubungan menjadi lebih kompleks. Dengan komunikasi yang terbuka, evaluasi yang jujur, dan batasan yang jelas, pasangan dapat mengatasi konflik yang timbul dari interaksi digital. Penting untuk selalu mengutamakan kesehatan emosional dan mental masing-masing individu dalam menjaga keharmonisan hubungan.
Mengelola konflik dalam hubungan digital bukanlah tugas yang mudah, namun dengan strategi yang tepat, hal ini dapat menjadi kesempatan untuk memperkuat ikatan dan membangun fondasi kepercayaan yang lebih kokoh.
Penulis : Nafian Faiz