banner 728x250

Al Khauf

Oleh: Abdul Natsir, M.Ag (Dosen Ilmu Al Quran danTafsir, Fakultas Agama Islam Universitas Darul ‘Ulum Jombang)

puasa 4 Al Khauf Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama
banner 120x600
220 Kali Dibaca

SUARA UTAMA-Sesudah mahabbatulloh, pilar ibadah yang kedua adalah al khauf yang berarti takut kepada Alloh SWT. Rasa khauf atau ketakutan dapat timbul karena pengenalan dan cinta kepada Alloh yang mendalam sehingga seorang mukmin merasa khawatir apabila Alloh SWT. melupakannya atau takut akan siksa Nya yang pedih.

Seorang yang mengaku sebagai mukmin wajib takut kepada Alloh, hal ini didasarkan pada banyak ayat Al Qur’an diantaranya:

فَلَا تَخَافُوْهُمْ وَخَافُوْنِ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ   ( ال عمران 175 )

Oleh karena itu, janganlah takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu orang-orang mukmin.

فَلَا تَخْشَوُا النَّاسَ وَاخْشَوْنِ ( المائدة 44 )

Oleh karena itu, janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku.

وَاِيَّايَ فَارْهَبُوْنِ ( البقرة 40 )

Dan Hanya kepada-Ku hendaknya kamu takut.

 وَالَّذِيْنَ يَصِلُوْنَ مَآ اَمَرَ اللّٰهُ بِهٖٓ اَنْ يُّوْصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُوْنَ سُوْۤءَ الْحِسَابِ ۗ( الرعد 21 )

Orang-orang yang menghubungkan apa yang Allah perintahkan untuk disambungkan (seperti silaturahmi)  takut kepada Tuhannya, dan takut (pula) pada hisab yang buruk.

وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهٖ جَنَّتٰنِۚ  ( الرّحمن 46 )

Bagi siapa yang takut pada keagungan Tuhannya disediakan dua surga.

ذٰلِكَ لِمَنْ خَافَ مَقَامِيْ وَخَافَ وَعِيْدِ ( إبراهيم 14 )

Yang demikian itu (berlaku) bagi orang yang takut akan kebesaran-Ku dan takut akan ancaman-Ku.”

Semua ayat diatas mendalilkan hendaknya manusia terutama orang mukmin hanya takut kepada Alloh, takut akan siksa yang pedih di akhirat , takut akan ancamanNya dan pada gilirannya rasa takut ini akan memotivasi dan membangkitkan semangat untuk meningkatkan ilmu dan amal salehnya sehingga kelak di alam baka akan mendapatkan nikmat yang abadi di dalam surgaNya.

Pada ayat yang lain secara khusus Alloh telah mencirikan dan mengapresiasi kepada ulama karena rasa takut yang menjadi ciri khasnya sebab  mereka paham akan hakekat Alloh dengan ilmunya, mereka memiliki pemahaman yang mendalam akan kebesaran dan kekuasaan Nya, sebagaimana firmanNya:

اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤُاۗ  ( فاطر 28 )

Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama.

Selain ayat ayat diatas, tentang wajibnya takut kepada Alloh  bagi orang mukmin ini juga ditegaskan didalam hadits Rosulullah SAW. Diantaranya yaitu  hadits dari Adi Bin Hatim, seorang sahabat Nabi yang terkenal dermawan dan cerdas:

فَاتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ. (رواه البخاري و مسلم )

“Jagalah diri kalian dari neraka meskipun hanya dengan sedekah setengah biji kurma. Barangsiapa yang tak mendapatkannya, maka ucapkanlah perkataan yang baik.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Juga hadits dari sahabat Anas Bin Malik, seorang sahabat yang sejak kecil berkhidmah melayani Nabi SAW. selama sepuluh tahun :

عن أنس رضي الله عنه قال : خطب رسول الله صلى الله عليه و سلم خطبة ما سمعت مثلها قط قال ( لو تعلمون ما أعلم لضحكتم قليلا ولبكيتم كثيرا ) . قال فغطى أصحاب رسول الله صلى الله عليه و سلم وجوههم لهم خنين (رواه البخارى)

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah sesuatu yang belum saya dengar semacamnya. Beliau bersabda: “Kalau kalian mengetahui apa yang yang aku ketahui niscaya sungguh kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” Kemudian para Shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menutupi wajah-wajah mereka (terdengar dari mereka) suara isak tangis.” (HR. Bukhari)

Kedua hadits diatas menjelaskan secara gamblang agar kita benar benar  takut akan pedihnya sisksa Alloh dengan cara melakukan amal kebaikan semampu yang kita bisa. Nabi pun menceritakan bahwa tatkala menjalankan  isro dan mi’roj beliau diperkenankan melihat surga dan neraka, dan beliau SAW. mengatakan bahwa siapapun yang mengetahui kondisi neraka karena dahsyatnya siksa pasti akan menangis karena takut.  Ketakutan akan kepedihan sisksa neraka niscaya menjadikan seorang mukmin lebih hati hati dalam hidup, istiqomah dalam kebaikan dengan selalu berharap akan Rahmat dan ampunan-Nya.

Di kisahkan ada seorang laki laki mengecam kawan kawannya yang lama menangis lalu dia sendiri pun juga menangis kemudian berkata:

بكيتُ على الذّنوب لِعظم جرمي # وحقٌّ لِكلّ مَنْ يعصي البكاءُ

فلو كان البكاءُ يرُدّ همَّي # لأسْبَلت الدّموعَ بها دماءِ

Aku menangisi dosa dosa lantaran besarnya kesalahanku, memang harus bagi yang bermaksiat untuk menangis.

Andai saja tangisan ini bisa menolak kesedihanku, niscaya air mata akan berlinang darah.

Khalifah Umar bin Abdul Aziz,  wafat tahun 101 H. sang khalifah yang shalih, lahir dan besar di Madinah, tak pernah kering lisannya dalam melantunkan syair ini:

ولا خيرَ في عيشِ امرئٍ لم يكن له # مِن الله في دارِ القرار نصيبٌ

Tidak ada kebaikan pada hidup seseorang yang tak punya bagian di akhirat di sisi Alloh.

Kedua bayt diatas mengajarkan kepada setiap mukmin agar sesegera mungkin menjauhi perbuatan dosa, dan menyesalinya agar tidak mendapatkan siksa di akhirat kelak.

Abu Al Fath Al Baghdady pernah mendengar keluhan seorang yang merintih di Syuniziyyah yaitu sebuah pekuburan di Baghdad yang disana ada beberapa orang shalih yang dikebumikan:

وكيف تنامُ العينُ وهي قَرَيْرةٌ # ولم تدْرِ في أيّ المَحلَّيْنِ تَنْزِل

Bagaimana mungkin mata ini bisa tertidur dalam keadaan senang, padahal dia belum tahu dimanakah dari kedua tempat itu (surga atau neraka) dia akan singgah.

 

Imam Al baihaqi rahimahulloh  berkata dalam syu’ab al iman: bahwa Imam Al Halimi rahimahullahu mengatakan bahwasanya takut itu ada beberapa bentuk diantaranya adalah:

  1. Kesadaran seorang hamba akan kehinaan dan kelemahan dirinya, atau ketidakmampuannya menolak kuasa Alloh kalau Dzat Yang Maha Kuasa menginginkan hal buruk pada dirinya. Ini sama dengan takutnya seorang anak kepada orang tuanya atau takutnya manusia kepada pimpinannya meski pemimpin itu adil dan baik, atau takutnya seorang budak kepada majikannya.
  2. Dalam bentuk kecintaan dimana seorang hamba selalu terkenang kepada yang dia cintai disebagian besar waktunya. Ini adalah perilaku semua budak atas kebaikan majikannya, dia tahu betapa baiknya sang majikan ini sehingga diapun mencintainya. Dia selalu takut kalau kehilangan kebaikan dari sang majikan tersebut.
  3. Ketakutan yang terjadi lantaran ancaman.

Sebuah kisah berkenaan dengan  asbab an nuzul ayat, diriwayatkan dari sahabat Ibnu Abbas r.a, ketika Rosululloh membacakan ayat yang turun “ Ya ayyuhalladzina aamanu quu anfusakum wa ahlikum naraa….” di suatu malam, tiba tiba ada seorang pemuda yang jatuh pingsan, maka Nabi meletakkan tangannya diatas ulu hati pemuda itu, dan ternyata dia bergerak. Lalu Nabi berkata: Wahai pemuda, ucapkanlah “ لا اله الا الله “ maka pemuda itupun mengucapkannya sehingga beliau pun memberinya khabar gembira akan masuk surga. Para sahabat kemudian bertanya, “wahai Rasululloh, apakah ini juga berlaku diantara kami ?” Beliau menjawab : Tidakkah kalian membaca ayat: ذلك لمن خاف مقامي وخاف وعيد. ( yang artinya: Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan menghadapi) kehadliratKu, dan yang takut kepada ancamanKu.

Kabar gembira bagi orang mukmin yang memiliki rasa takut kehadlirat Alloh SWT dan takut kepadaNya saat hidup di dunia serta bersikap muraqabah terhadap Allah (merasa diawasi oleh Allah) layaknya muraqabah orang yang meyakini bahwa Dia melihatnya.sehingga  menuntutnya untuk menahan diri dari maksiat. Baginya disediakan surga kelak di akhirat.

Semoga Alloh SWT memampukan kita dalam melaksanakan perintah dan menjauhi laranganNya serta menjauhkan kita dari siksa api nerakaNya. Aamiin.

Ihdina ash Shiroth al mustaqiem.

*sumber kutip Kitab Syu’ab Al Iman Lil Imam Al Baihaqi rahimahulloh.

banner 468x60
banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 728x90