SUARA UTAMA, Merangin — Sejumlah sungai dan lahan di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi saat ini sedang berada dalam ancaman yang serius. Aksi penambangan emas liar sudah sangat mengkhawatirkan. Penambang mengeruk aliran sungai dan badan sungai secara membabibuta, demi secuil emas, untuk kekayaan pribadi.
Pantauan Suara Utama (21/5/24) Menguak fakta jika di lahan perkebunan dan pekarangan di Desa Mentawak, Kecamatan Nalo Tantan, Kabupaten Merangin masih terdapat beberapa titik penambangan emas tanpa izin, salah satunya milik Slamet yang berada tidak jauh dari belakang SMKN 2 Merangin.
Sejumlah aktivitas PETI di Desa Mentawak ini memang bisa dikatakan luar biasa berani, karena lokasi tersebut tidak jauh dari pemukiman warga setempat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepada media ini salah satu pekerja PETI dilokasi tersebut mengatakan jika beberapa set Dompeng yang ada di sini milik beberapa orang.
“Yang di lokasi ini punya Slamet bang,” Katanya.
Terkait dengan menggilanya PETI di Desa Mentawak tersebut, Menurut Ketua LSM HAM Kabupaten Merangin Larisman Sinaga, aktivitas ini sudah beroperasi beberapa tahun terakhir dan tak mungkin aparat penegak hukum tidak mengetahui tambang ilegal itu. Jika pun ada penertiban hanya pekerja-pekerja kecil saja yang diamankan, sementara pemilik modal besar tidak tersentuh hukum sama sekali, padahal masyarakat luas sudah mengetahui siapa pemodal terkait PETI di wilayah ini.
“Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Desa Mentawak ini membuktikan bahwa aparat penengak hukum dan aparat berwenang lainnya itu tidak melakukan tindakan yang serius dan tegas, kenapa aktivitas pertambangan ini sudah terjadi lebih dari beberapa tahun hingga sekarang dan itu sangat masif sekali dan jumlah orang yang bekerja disana itu puluhan orang, tapi hingga hari ini kita belum mendengar berita bahwa aparat melakukan penertiban terutama kepada pemodal-pemodal besarnya, Yang kita dengar beritanya aparat hanya menangkap satu dua orang yang ada pekerja-pekerja kecil. Saya tidak terlalu yakin aparat tidak mengetahui siapa yang menjadi cukong besar dibalik aktivitas tambang ini,” ujar Larisman.
Ditambahkannya lagi menurut Larisman, dirinya menduga kepada APH jika semua ditertip kan ada gejolak yang membuat protes besar dari masyarakat dan APH ingin menjadi pahlawan seolah olah mereka berfihak kepada masyarakat dengan tidak menertibkan semua alat pekerja PETI dan mengorban kan beberpa alat saja,
“Saya meminta agar dilakukan penangakapan dan penertiban secara menyeluruh, jika tidak segera melakukan itu bisa saja kami menduga penangkapan yang telah terjadi selama ini hanya tumbal saja untuk menutupi para cukong cukong besar lain nya,” Demikian tukasnya.
Penulis : Ady Lubis
Sumber Berita : Wartawan Suara Utama