Polemik Kebijakan BPIP: Antara Keseragaman dan Kebebasan Beragama di Paskibraka

- Writer

Kamis, 15 Agustus 2024 - 13:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

paski 24 Polemik Kebijakan BPIP: Antara Keseragaman dan Kebebasan Beragama di Paskibraka Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama
Arsip

SUARA UTAMA – Keputusan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Nomor 35 Tahun 2024 mengenai standar pakaian, atribut, dan sikap tampang Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) telah memicu polemik yang signifikan di masyarakat. Salah satu poin kontroversial adalah aturan yang mewajibkan anggota Paskibraka perempuan yang beragama Islam untuk melepaskan jilbab. Kebijakan ini menimbulkan berbagai reaksi, dengan banyak pihak berpendapat bahwa aturan tersebut melanggar kebebasan beragama dan hak asasi manusia, karena memaksa individu untuk menanggalkan identitas religius mereka demi memenuhi standar seragam tertentu.

BPIP mungkin berargumen bahwa aturan ini bertujuan untuk menjaga keseragaman penampilan, kerapihan, dan profesionalisme pasukan, terutama dalam konteks upacara kenegaraan yang sangat formal. Penampilan yang seragam dianggap penting untuk mencerminkan kesatuan dan kehormatan nasional. Namun, pandangan ini memicu kritik karena dianggap mengabaikan keberagaman, yang justru merupakan salah satu nilai inti Pancasila. Indonesia sebagai negara pluralistik menjunjung tinggi kebebasan beragama dan menghormati perbedaan keyakinan, sehingga aturan yang memaksa seseorang untuk melepaskan atribut religius mereka, seperti jilbab, dinilai bertentangan dengan prinsip toleransi yang dijamin oleh konstitusi.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, M Cholil Nafis, juga turut memberikan pandangannya terkait dugaan pelarangan penggunaan jilbab bagi Paskibraka muslimah. Cholil menilai kebijakan ini sebagai sesuatu yang tidak Pancasilais, karena bertentangan dengan semangat Pancasila yang menjunjung tinggi keberagaman dan toleransi. Dalam pandangannya, kebijakan semacam ini seharusnya tidak diterapkan karena berpotensi merusak harmoni sosial dan melukai nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan.

Anggota DPR RI Fraksi PKS, Dr. Almuzzamil Yusuf, M.Si, juga menyoroti keputusan ini dan menyatakan bahwa BPIP perlu segera memberikan klarifikasi. Menurutnya, kebijakan tersebut tidak hanya menimbulkan keresahan, tetapi juga dapat dianggap bertentangan dengan semangat keberagaman dan toleransi yang menjadi inti dari Pancasila. Paskibraka, sebagai simbol kebanggaan nasional, seharusnya mencerminkan nilai-nilai inklusif dan menghormati perbedaan, bukan mengekang identitas religius anggotanya demi keseragaman.

Untuk menyelesaikan polemik ini, diperlukan dialog yang lebih mendalam antara berbagai pihak, termasuk BPIP, organisasi keagamaan, dan perwakilan masyarakat. Dialog ini bertujuan menemukan solusi yang dapat menjaga keseimbangan antara standar profesionalisme dan penghormatan terhadap identitas religius individu. Semangat Pancasila yang mengutamakan persatuan dalam keberagaman seharusnya menjadi landasan dalam pengambilan keputusan terkait aturan ini. Klarifikasi dari BPIP sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman lebih lanjut dan memastikan bahwa kebijakan yang diterapkan tidak diskriminatif, sehingga polemik ini tidak semakin memperkeruh suasana dan menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat yang beragam.

Penulis : Irawan, S.E.

Sumber Berita : Dari berbagai sumber

Berita Terkait

Bunga : Keindahan dan Makna di Balik Kelopaknya
Integritas Akademik Disertasi Bahlil Lahadalia
Seputar Ifan Seventeen Dirut PFN
Raibnya BLT-DD Warga Sukawangi, Keluarga Masriah Tempuh Jalur Hukum: “Kami Butuh Kepastian!”
Muqaddimah Ibnu Khaldun: Filsafat Sejarah dan Siklus Kehancuran Peradaban
Seminar Hukum dan Peluncuran Lembaga Bantuan Hukum Justice Nusantara MPK
Bank Jatim Kraksaan Siapkan Ruangan khusus Demi Mempermudah Pelayanan bagi Nasabah kredit Properti, Multiguna dan mikro. 
Tingkatkan Operasional, PLN Lakukan Pemasangan Alat Proteksi Trafo di GIS Gandaria
Berita ini 157 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 19 Maret 2025 - 20:32 WIB

Bunga : Keindahan dan Makna di Balik Kelopaknya

Rabu, 19 Maret 2025 - 15:21 WIB

Integritas Akademik Disertasi Bahlil Lahadalia

Rabu, 19 Maret 2025 - 10:04 WIB

Seputar Ifan Seventeen Dirut PFN

Rabu, 19 Maret 2025 - 09:35 WIB

Raibnya BLT-DD Warga Sukawangi, Keluarga Masriah Tempuh Jalur Hukum: “Kami Butuh Kepastian!”

Selasa, 18 Maret 2025 - 22:53 WIB

Muqaddimah Ibnu Khaldun: Filsafat Sejarah dan Siklus Kehancuran Peradaban

Selasa, 18 Maret 2025 - 15:40 WIB

Bank Jatim Kraksaan Siapkan Ruangan khusus Demi Mempermudah Pelayanan bagi Nasabah kredit Properti, Multiguna dan mikro. 

Selasa, 18 Maret 2025 - 14:52 WIB

Tingkatkan Operasional, PLN Lakukan Pemasangan Alat Proteksi Trafo di GIS Gandaria

Selasa, 18 Maret 2025 - 13:12 WIB

Siswi SMP di Mesuji Diduga Jadi Korban Kekerasan Ayah Kandung Selama Setahun

Berita Terbaru

Berita Utama

Bunga : Keindahan dan Makna di Balik Kelopaknya

Rabu, 19 Mar 2025 - 20:32 WIB

Ilustrasi : Kelulusan wisuda di suatu kampus (Sumber : Freepik)

Artikel

Integritas Akademik Disertasi Bahlil Lahadalia

Rabu, 19 Mar 2025 - 15:21 WIB

Ilustrasi  : Sebuah peralatan produksi film (Sumber : Freepik)

Artikel

Seputar Ifan Seventeen Dirut PFN

Rabu, 19 Mar 2025 - 10:04 WIB