Oleh: Mas Andre Hariyanto, Pimpinan Media Nasional Suara Utama dan Ini Kabar
SUARA UTAMA – Film bukan sekadar hiburan. Dalam konteks tertentu, film bisa menjadi media paling kuat untuk mengetuk hati manusia, menyampaikan suara-suara yang tak terdengar, dan mengajak masyarakat untuk peduli pada isu kemanusiaan. Hayya 3: Gaza, karya terbaru dari Jastis Arimba, adalah salah satu contoh kuat dari narasi visual yang lahir dari rasa duka, kepedulian, sekaligus cinta.

Kita hidup di dunia yang terus dibanjiri informasi, tetapi ironisnya, tragedi kemanusiaan seperti yang terjadi di Palestina sering kali tak lebih dari sekadar berita lalu. Di sinilah Hayya 3 hadir sebagai oase kesadaran: ia tidak hanya menampilkan derita Gaza secara visual, tetapi juga menyajikan wajah-wajah kecil yang menjadi korban perang – terutama anak-anak.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Tokoh Gaza dan Hayya menjadi simbol harapan dan luka. Mereka merepresentasikan ribuan anak Palestina yang kehilangan keluarga, tempat tinggal, dan masa kecilnya karena konflik yang tak kunjung usai. Melalui mereka, penonton tidak hanya menyaksikan kisah fiksi, tapi merasakan denyut nadi kemanusiaan yang nyata.
Yang membuat film ini berbeda adalah keberaniannya menyentuh tema Palestina dengan pendekatan lembut dan penuh kasih sayang. Tidak ada eksploitasi kekerasan, tidak pula dramatisasi yang berlebihan. Film ini seperti berkata: “Lihatlah mereka, rasakan luka mereka, dan lakukan sesuatu.”
Lebih dari sekadar tontonan, Hayya 3: Gaza adalah seruan moral dan ajakan spiritual. Apalagi dengan komitmen produser yang akan menyumbangkan sebagian besar hasil penjualan tiket untuk bantuan kemanusiaan di Gaza. Ini bukan hanya film, tetapi juga gerakan solidaritas.
Di tengah banyaknya film yang hanya mengejar box office, Hayya 3 mengajak kita kembali pada hakikat seni yang sesungguhnya: membangun rasa, menyentuh nurani, dan mendorong perubahan.
Sudah saatnya kita tak hanya menonton, tapi juga bertindak. Gaza tak butuh belas kasihan, ia butuh keberpihakan. Dan mungkin, dimulai dari satu tiket film sederhana, kita bisa turut menyuarakan itu.
Penulis : Andre Hariyanto
Editor : Dzhafran Saif Ghozi Al - Amin
Sumber Berita : Redaksi Suara Utama